Minggu, 25 Januari 2009

Bagaimana Menjadi Ayah Yang Ideal ?

BAGAIMANA MENJADI AYAH YANG IDEAL ?

Pola pikir masyarakat saat ini telah bergeser bahwa pengasuhan anak dalam keluarga menjadi porsi ibu, yang lebih dominan berada dirumah. Adanya pergeseran konsep dari motherhood menjadi parenthood. Artinya, bukan hanya ibu yang penting, tetapi orang tua : ayah dan ibu. Dari sini mulai dikembangkan konsep orang tua yang baik dan hangat.

Hasil riset dan para psikologi banyak yang menyatakan bahwa peran ayah sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak. Ikatan emosional antara ayah dan anak, ditentukan salah satunya oleh interaksi antara ayah dan anak itu sendiri. Interaksi yang baik antara anak dan ayah ini, dikatakan sangat mempengaruhi kecerdasan emosional seorang anak yang membuatnya tumbuh menjadi sosok dewasa yang berhasil. Bagaimana seorang ayah yang sibuk bekerja di luar tetap bisa mempererat dan menjalin ikatan emosional ini?

Ada sebuah cerita tentang seorang anak berusia 7 tahun, sepulang sekolah dia begitu sibuk menyelesaikan pembuatan miniatur mobil mainan kayu rakitan, satu persatu dirangkaikannya, sampai menjelang sore baru selesai, dengan senyum sumringah ditatapnya mainan tersebut dan dia ingin ayahnya melihat hasil karyanya tersebut sepulang dari kantor. Tidak lama kemudian ayahnya pulang dari kantor, karena kecapekan ayah berbaring ditempat tidur setelah setelah mandi dan makan malam, dengan pelan sang anak mendekat dan berkata :
“ayah, maukah ayah bermain sebentar denganku?” kata si anak,
namun karena merasa badannya penat sebab seharian bekerja, maka sang ayah menjawab “jangan sekarang nak, ayah masih capek, besok aja kita main ya”
Satu hari pun berlalu
Esok hari, pada waktu ayahnya pulang kantor dan setelah mandi, sang anakpun menanyakan hal yang serupa, dan jawab ayahnya “jangan sekarang nak, ayah masih capek, besok aja kita main ya”
Pada hari yang ketiga
Pada waktu ayahnya pulang kantor dan sedang berebah ditempat tidur, sang anakpun pelan –pelan mendekati ayahnya dan bertanya : “apakah ayah capek”?
“tentu saja ayah capek nak” jawab ayahnya
“ayah begitu giat bekerja dari pagi hingga malam hari, berapakah ayah mendapatkan uang dalam sehari”? tanya anaknya
“50 ribu rupiah nak” jawab ayahnya, kenapa engkau bertanya?
Sang anak hanya menggeleng dan menjawab : “tidak apa – apa yah”
Sepuluh hari berlalu setelah itu, hari – hari tetap berlangsung seperti biasa, namun tepat pada hari yang kesepuluh, ketika ayahnya pulang kantor dan sedang berbaring ditempat tidur, pelan – pelan sang anak mendekati ayahnya dan berkata, “ayah, maukah besok bermain dengan ku”?
“Tapi ayah besok bekerja nak” jawab ayahnya
“tidak apa – apa yah,” kata anak tersebut
“aku mau punya uang 50 ribu dan ingin membeli satu hari waktu ayah berkerja untuk bisa bermain bersama ku“ kata sang anak sambil menitikkan air matanya dan menyodorkan 10 lembar uang kertas lima ribuan kumal yang ternyata merupakan kumpulan uang jajannya selama sepuluh hari.
Sang ayah terhenyak kaget, tidak mampu berkata – kata..kemudian menangis dan memeluk anaknya, beliau sadar betapa sang anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang seorang ayah.
Dari cerita tersebut dapat kita bayangkan bahwa bagi sang anak, sosok ayah sangatlah berarti. Buat anak, ayah adalah kombinasi seorang pahlawan, pembimbing, penasihat, pelindung, guru, sekaligus kawan.

Banyak kendala yang dihadapi seorang ayah untuk meluangkan waktunya bersama anak karena kesibukan di luar, Bagaimana seorang ayah yang sibuk bekerja di luar tetap bisa mempererat dan menjalin ikatan emosional ini?
Ada beberapa hal ideal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh seorang ayah, yaitu :
1. Selalu Bersikap Tenang
Anak – anak cenderung ingin tahu dan selalu melakukan apa saja yang untuk memuaskan rasa ingin tahunya tersebut, hal ini kadang – kadang dapat memancing emosi kita, sebagai ayah yang baik jangan marah apalagi berteriak, keep calm, lebih baik kita ajari mereka dan memberikan informasi mengenai apa yang mereka butuhkan.

2. Menunjukkan Kasih Sayang
Adalah suatu hal yang penting kita tunjukkan kepada anak kita bahwa kita menyayangi mereka, tunjukkan melalui hal – hal yang kecil, saat mereka menangis ketika jatuh misalnya, dan begitu pula sebaliknya ajarkan mereka supaya mereka pun menyayangi kita.

3. Bersikap Sabar
Kadang – kadang kita berharap anak kita itu cepat belajar dan cepat bisa segala sesuatu, sehingga melupakan batas – batas kemampuan anak kita, untuk itu perlu adanya kesabaran kita sebagai ayah dalam membimbing mereka, beri mereka waktu, dan berikan mereka perhatian, sebab segala sesuatu itu ada waktunya.

4. Jadilah Pendengar Yang Baik
Kesibukan kerja terkadang membuat kita mengabaikan cerita-cerita anak. Berikan keseimbangan antar kerja dan keluarga, atau usahakan jangan membawa pekerjaan ke rumah. Luangkan waktu 5 menit saja untuk mendengarkan celotehannya dan mengerti betul isi cerita itu. Jangan hanya 'meng-iyakan' agar cerita anak itu lekas selesai atau mengatakan nanti ayah sedang sibuk. Sebersit wajah kecewa akan nampak dan membuat anak akan semakin malas untuk bercerita pada anda. Akhirnya kebiasaan bercerita dan sharing dari anak akan menghilang. Hal seperti ini akan membuat sang anak menjadi tidak terbuka suatu hari nanti, karena kebiasaan ini dimulai dari respon kita sebagai pendengar yang baik atau tidak. Dengan menjadi pendengar yang baik, disamping keterbukaan, kita akan menjadikan anak kita dapat mengekspresikan dan cakap dalam mengungkapkan sesuatu.

5. Bersikap Jujur
Adalah suatu hal yang penting untuk mengajari kepada anak mengenai kejujuran, menanamkan perilaku jujur sedari dini merupakan cara yang tepat untuk mendidik anak, sehingga akan dibawa seumur hidupnya dan itu dimulai dari contoh kita sebagai orang tua.

6. Bersikap Tegas dan Disiplin
Sikap tegas dan disiplin akan membentuk mental anak yang tangguh dan menghargai waktu, sang anak akan cenderung untuk melakukan segala sesuatu dengan terencana sejak kecil, melakukan segala sesuatu dengan bebas untuk beraktivitas dan berkreativitas tetapi bersikap serta memiliki rambu – rambu.

7. Menjadi Diri Sendiri
Jadilah diri sendiri itu penting, kadang – kadang ada orang yang mencontohkan dirinya sebagai orang lain misalnya super hero kepada anaknya, hal ini akan menimbulkan dua efek negatif, yang pertama sang anak tidak akan percaya terhadap kemampuan kita sebagai ayahnya, yang kedua sang anak akan menganggap kita adalah orang yang lemah. Untuk itu ajarkanlah sang anak dengan menjadikan diri kita sebagai panutannya,
be your self.

8. Menjadi Seorang Ayah dan Teman
Kita ada bukan hanya sebagai orang tua bagi anak, melainkan juga sebagai teman bagi mereka, sebagai ayah kita membimbing dan mengajari mereka tetapi sebagai teman kita lewatkan waktu bersama untuk bermain, membaca buku, melakukan aktivitas yang menyenangkan atau hanya sekedar mendengarkan celotehan mereka.

9. Bersikap Hormat dan Sopan
Adalah sangat penting mengajarkan anak untuk bersikap sopan dan hormat terhadap orang tua, tetapi juga yang sangat penting adalah bagaimana kita menghargai mereka, Jadilah seorang ayah yang memberikan kebebasan dan dapat mempercayai anak kita. Kepercayaan dan rasa menghargai kita terhadap anak akan menjadikan dia tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan mandiri. Janganlah mendikte dia untuk melakukan sesuatu, melainkan memberi arahan yang baik.

10. Selalu Ada Saat Mereka Butuhkan
Seorang anak selalu membutuhkan ayahnya, ayah yang baik, mau mendengar dan memberikan perhatian serta tahu apa yang mereka butuhkan akan membuat anak – anak kita merasa nyaman dan terlindungi, yakinkan pada diri kita bahwa kita selalu membagi waktu kita untuk mereka, hanya kata sederhana yang mereka butuhkan dari orang tua yaitu CINTA dan
KASIH SAYANG.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sosok ayah yang hangat membuat anak lebih mudah menyesuaikan diri, lebih sehat secara seksual, dan perkembangan intelektualnya lebih baik. Jadi nikmatilah gelar ayah yang disandangkan kepada kita, menikmati masa - masa indah mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak kita, sebab masa tersebut hanya berlangsung sekali seumur hidup kita tanpa bisa memutar waktu untuk kembali, you won't get it back if you miss it. Akhir kata, sebagai kombinasi seorang pahlawan, pembimbing, penasihat, pelindung, guru, sekaligus kawan, siapkah kita menjadi ayah yang ideal untuk keluarga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar